Disusun Oleh :
M. Adjie Andriza (41220043)
Maghrildho (41220040)
Kgs Fadhil Fadlurrohman (41220036)
Felix Bragi Aditya Sitorus (41220079)
Dian Prayoga (41220062)
Dhimaz Bhaskara Fathoni, A.Md.T (44220002)
METODE KLASIFIKASI IKLIM SCHMIDT-FERGUSON
A. Iklim
Iklim
adalah pola cuaca dalam jangka waktu yang lama pada area tertentu. Dimana cuaca
tersebut dapat berubah dari jam ke jam, hari ke hari, bulan ke bulan, atau
bahkan tahun ke tahun. Data dari iklim didapatkan dari data meteorologi dalam
jangka waktu 30 tahun atau lebih.
Bagian
dunia yang berbeda memiliki iklim yang berbeda. Beberapa bagian dunia ada yang
panas dan hampir hujan setiap saat, dimana tersebut merupakan iklim tropis
basah. Sementara bagian dunia yang lain terasa dingin dan hampir tertutup salju
sepanjang tahun, yang dinamakan memiliki iklim kutub. Diantara kutub dan daerah
tropis, terdapat banyak iklim lain yang berkontribusi pada keanekaragaman Bumi.
Iklim
dapat diklasifikasikan menurut sistem iklimnya. Dimana sistem iklim tersebut
terdiri atas atmosfer, hidrosfer (air), kriosfer (es), permukaan tanah, dan
biosfer. Salah satu klasifikasi yang digunakan adalah klasifikasi
Schmidt-Ferguson dimana klasifikasi tersebut mengklasifikasikan iklim
berdasarkan curah hujan.
B. Klasifikasi
Iklim Schmidt-Ferguson
Pada
tahun 1951, Schmidt-Ferguson menentukan dan mengklasifikasi iklim di Indonesia.
Klasifikasi tersebut didasarkan pada perhitungan curah hujan. Klasifikasi iklim
ini didasarkan oleh Bulan Kering (BK) dan Bulan Basah (BB) yang kemudian
dihitung perbandingan rata-ratanya.
Adapun
klasifikasi dari iklim Schmidt-Ferguson dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel 2.1 Klasifikasi
Iklim Schmidt-Ferguson
Tipe Iklim |
Keterangan |
Vegetasi |
Kriteria (%) |
A |
Sangat Basah |
Hutan Hujan Tropika |
0 < Q < 14,3 |
B |
Basah |
Hutan Hujan Tropika |
14,3 < Q < 33,3 |
C |
Agak Basah |
Hutan Rimba |
33,3 < Q < 60,0 |
D |
Sedang |
Hutan Musim |
60 < Q < 100 |
E |
Agak Kering |
Hutan Savana |
100 < Q < 167 |
F |
Kering |
Hutan Savana |
167 < Q < 300 |
G |
Sangat Kering |
Padang Ilalang |
300 < Q < 700 |
H |
Kering Ekstrem |
Padang Ilalang |
700 < Q |
Menurut
Yuliani (2020), sistem pengklasifikasi iklim menurut Schmidt–Ferguson lebih
cocok digunakan pada sektor perkebunan. Selain itu, klasifikasi iklim menurut
Schmidt–Ferguson memiliki kelebihan antara lain sesuai untuk daerah tropis,
sangat memperhatikan fluktuasi suhu, analisis datanya sederhana dan sesuai
untuk seluruh dunia.
Tahapan
pembuatan klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson adalah sebagai berikut :
a.
Melakukan pengumpulan
data jumlah curah hujan bulanan selama selang waktu 20 tahun. Kemudian menentukan
jumlah bulan kering dan bulan basah selama periode satu tahun menggunakan
kriteria.
·
Bulan Kering (BK), jika
suatu wilayah dalam satu bulan mempunyai jumlah curah hujan < 60 mm;
·
Bulan Lembab (BL), jika
suatu wilayah dalam satu bulan mempunyai jumlah curah hujan 60-100 mm, bulan
lembab tidak diikutkan dalam perhitungan;
·
Bulan Basah (BB), jika
suatu wilayah dalam satu bulan mempunyai jumlah curah hujan > 100 mm;
b.
Berdasarkan perhitungan
jumlah Bulan Kering (BK) dan Bulan Basah (BK) yang diperoleh setiap tahunnya,
kemudian ditentukan nilai rata-rata BK dan BB menggunakan persamaan berikut :
dimana
:
= Rata-rata bulan kering atau bulan basah
= Jumlah bulan kering atau basah
tahun ke-i, i=1,2,3,…,n
= Jumlah tahun pengamatan
c.
Menentukan nilai
perbandingan (Q) berdasarkan perhitungan nilai rata-rata bulan basah dan bulan
kering, dengan menggunakan persamaan :
dimana
:
= Rata-rata bulan kering
= Rata-rata bulan basah
d. Klasifikasikan tipe iklim wilayah tersebut berdasarkan perhitungan nilai Q kedalam 8 tipe iklim menurut Schmidt-Ferguson.