Rabu, 21 Desember 2022

Disusun Oleh :

M. Adjie Andriza                                          (41220043)      

Maghrildho                                                   (41220040)     

Kgs Fadhil Fadlurrohman                           (41220036)      

Felix Bragi Aditya Sitorus                           (41220079)      

Dian Prayoga                                                 (41220062)      

Dhimaz Bhaskara Fathoni, A.Md.T           (44220002)    


METODE KLASIFIKASI IKLIM SCHMIDT-FERGUSON

A.    Iklim

Iklim adalah pola cuaca dalam jangka waktu yang lama pada area tertentu. Dimana cuaca tersebut dapat berubah dari jam ke jam, hari ke hari, bulan ke bulan, atau bahkan tahun ke tahun. Data dari iklim didapatkan dari data meteorologi dalam jangka waktu 30 tahun atau lebih.

Bagian dunia yang berbeda memiliki iklim yang berbeda. Beberapa bagian dunia ada yang panas dan hampir hujan setiap saat, dimana tersebut merupakan iklim tropis basah. Sementara bagian dunia yang lain terasa dingin dan hampir tertutup salju sepanjang tahun, yang dinamakan memiliki iklim kutub. Diantara kutub dan daerah tropis, terdapat banyak iklim lain yang berkontribusi pada keanekaragaman Bumi.

Iklim dapat diklasifikasikan menurut sistem iklimnya. Dimana sistem iklim tersebut terdiri atas atmosfer, hidrosfer (air), kriosfer (es), permukaan tanah, dan biosfer. Salah satu klasifikasi yang digunakan adalah klasifikasi Schmidt-Ferguson dimana klasifikasi tersebut mengklasifikasikan iklim berdasarkan curah hujan.

 

B.     Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson

Pada tahun 1951, Schmidt-Ferguson menentukan dan mengklasifikasi iklim di Indonesia. Klasifikasi tersebut didasarkan pada perhitungan curah hujan. Klasifikasi iklim ini didasarkan oleh Bulan Kering (BK) dan Bulan Basah (BB) yang kemudian dihitung perbandingan rata-ratanya.

Adapun klasifikasi dari iklim Schmidt-Ferguson dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel 2.1 Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson

Tipe Iklim

Keterangan

Vegetasi

Kriteria (%)

A

Sangat Basah

Hutan Hujan Tropika

0 < Q < 14,3

B

Basah

Hutan Hujan Tropika

14,3 < Q < 33,3

C

Agak Basah

Hutan Rimba

33,3 < Q < 60,0

D

Sedang

Hutan Musim

60 < Q < 100

E

Agak Kering

Hutan Savana

100 < Q < 167

F

Kering

Hutan Savana

167 < Q < 300

G

Sangat Kering

Padang Ilalang

300 < Q < 700

H

Kering Ekstrem

Padang Ilalang

700 < Q

 

 

Menurut Yuliani (2020), sistem pengklasifikasi iklim menurut Schmidt–Ferguson lebih cocok digunakan pada sektor perkebunan. Selain itu, klasifikasi iklim menurut Schmidt–Ferguson memiliki kelebihan antara lain sesuai untuk daerah tropis, sangat memperhatikan fluktuasi suhu, analisis datanya sederhana dan sesuai untuk seluruh dunia.

Tahapan pembuatan klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson adalah sebagai berikut :

a.       Melakukan pengumpulan data jumlah curah hujan bulanan selama selang waktu 20 tahun. Kemudian menentukan jumlah bulan kering dan bulan basah selama periode satu tahun menggunakan kriteria.

·         Bulan Kering (BK), jika suatu wilayah dalam satu bulan mempunyai jumlah curah hujan < 60 mm;

·         Bulan Lembab (BL), jika suatu wilayah dalam satu bulan mempunyai jumlah curah hujan 60-100 mm, bulan lembab tidak diikutkan dalam perhitungan;

·         Bulan Basah (BB), jika suatu wilayah dalam satu bulan mempunyai jumlah curah hujan > 100 mm;

b.      Berdasarkan perhitungan jumlah Bulan Kering (BK) dan Bulan Basah (BK) yang diperoleh setiap tahunnya, kemudian ditentukan nilai rata-rata BK dan BB menggunakan persamaan berikut :


dimana :

  = Rata-rata bulan kering atau bulan basah

  = Jumlah bulan kering atau basah tahun ke-i, i=1,2,3,…,n

= Jumlah tahun pengamatan

c.       Menentukan nilai perbandingan (Q) berdasarkan perhitungan nilai rata-rata bulan basah dan bulan kering, dengan menggunakan persamaan :


dimana :

        = Rata-rata bulan kering

         = Rata-rata bulan basah

d.      Klasifikasikan tipe iklim wilayah tersebut berdasarkan perhitungan nilai Q kedalam 8 tipe iklim menurut Schmidt-Ferguson.